ANALISIS ETIKA KOMUNIKASI DARI FILM BUDI PEKERTI

  ANALISIS ETIKA KOMUNIKASI DARI FILM
                     “BUDI PEKERTI”




      Film Budi Pekerti berlatar tempat di Yogyakarta ketika masa pandemi Covid-19. Film ini berkisah tentang seorang guru Bimbingan Konseling (BK) yang bernama Bu Prani (Ine Febriyanti) yang berselisih paham dengan salah satu pengunjung di pasar. Ketika perselisihan itu sedang terjadi, tanpa sepengetahuannya ada seseorang yang merekam dan mengunggahnya pada media sosial.

Selanjutnya video yang telah diunggah tersebut akhirnya viral dan mendapatkan komentar negatif dari netizen. Netizen menilai sebagai seorang guru, sikap Bu Prani tidak mencerminkan seorang guru yang baik.

Video yang telah viral tersebut akhirnya didengar oleh kepala sekolah tempat dia mengajar. Atas kejadian tersebut pihak sekolah mengancam akan mengeluarkannya dari sekolah.

Selain berdampak pada sekolah, kejadian itu juga ikut berdampak pada keluarganya. Keluarga Bu Prani tidak bisa tenang karena identitas mereka selalu dicari-cari kesalahannya. Selain itu, mereka dihakimi dan dikecam atas kejadian tersebut.

Diceritakan, Bu Prani memiliki dua anak yaitu Tita (Prilly Latuconsina) dan Muklas (Angga Yunanda). Kedua anak Bu Prani tersebut pun bertekad ingin membantu permasalahan ini agar cepat terselesaikan. Mereka juga menjaga supaya bapak mereka yang bernama Didit (Dwi Sasono) tidak mengetahui permasalahan tersebut karena sedang mengidap depresi.

Efek teknologi

   Film ini menyoroti bagaimana media sosial dapat menjadi alat penghakim publik tanpa pandang bulu, seringkali tanpa verifikasi kebenaran. Prani menjadi korban bullying dari sosial akibat kata negatif yg belum tentu benar dari video tersebut. Kejadian ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan profesionalnya sebagai guru, tetapi juga menyebabkan keretakan dalam keluarganya dan mengancam kesehatan mentalnya. 

etika komunikasi dalam media sosial
  
 - Kesadaran akan Dampak Komunikasi

     Film "Budi Pekerti" menekankan pentingnya kesadaran bahwa setiap tindakan dan kata-kata di media sosial memiliki dampak yang signifikan. Pengguna media sosial seringkali tidak menyadari bahwa postingan mereka dapat mempengaruhi perasaan, reputasi, dan kehidupan orang lain

-Tanggung Jawab Pribadi

   Etika komunikasi di media sosial mencakup tanggung jawab pribadi dalam menyampaikan informasi. Dalam film ini, tokoh-tokoh mungkin menunjukkan bagaimana kesalahan dalam berkomunikasi atau menyebarkan informasi yang tidak benar dapat menyebabkan konsekuensi negatif yang luas.

-Saring Sebelum Sharing
    
   Prinsip ini sangat relevan dalam konteks etika komunikasi di media sosial. Sebelum membagikan informasi atau pendapat, pengguna harus memverifikasi kebenarannya dan mempertimbangkan dampaknya. Film ini mungkin menampilkan contoh di mana kegagalan untuk memverifikasi informasi sebelum berbagi dapat menimbulkan kesalahpahaman atau konflik

-Menjaga Privasi dan Menghormati Orang Lain
    
   Menghormati privasi orang lain adalah aspek penting dari etika media sosial. Film ini mungkin menunjukkan konsekuensi dari pelanggaran privasi atau kurangnya rasa hormat terhadap kehidupan pribadi orang lain dalam dunia maya. 

etika komunikasi di dunia nyata

   Etika komunikasi yang dikritisi dalam film ini adalah bagaimana masyarakat cenderung cepat menghakimi tanpa memahami konteks penuh suatu kejadian. Netizen sering kali memposting atau menyebarkan konten tanpa verifikasi, yang dapat berujung pada bullying dan dampak negatif yang tidak relevan

Selain itu, "Budi Pekerti" juga mengajak penonton untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menekankan pentingnya budi pekerti atau etika dalam berkomunikasi. Film ini menunjukkan bahwa tindakan gegabah di dunia maya dapat memiliki konsekuensi yang serius di dunia nyata, merusak citra dan kehidupan seseorang hanya karena sebuah video viral​. 


etika komunikasi dalam keluarga

    film "Budi Pekerti" mengajarkan bahwa etika komunikasi dalam keluarga adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan saling mendukung. Dengan menerapkan prinsip-prinsip penghormatan, keterbukaan, empati, dan , keluarga dapat mengatasi tantangan dan memperkuat ikatan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

public relations di Indonesia